Sagu
juga merupakan makanan pokok yang mempunyai kandungan sumber protein
cukup tinggi. Di daerah Maluku, pesisir Irian Jaya, Sulawesi, Pulau Nias, dan
Pulau Siberut sagu menjadi sumber makanan pokok masyarakat. Ada dua jenis
tumbuhan yang dapat menghasilkan sagu, yakni pohon sagu (Metroxylon sagu) dan
pohon aren (Arengga Pinnata). Akan tetapi, kedua jenis tumbuhan ini di
Indonesia belum dibudidayakan secara intensif.
(1) Pohon Sagu (Metroxylon sagu)
Pohon sagu yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Metroxylon
sagu Rottb adalah tanaman asli Indonesia yang diperkirakan berasal dari daerah
Maluku dan Irian Jaya Papua. Tumbuhan ini menyukai daerah berudara pantai dan
rawa-rawa air tawar. Batangnya tinggi dapat mencapai ketinggian sampai 10 meter
dan memperbanyak diri dengan tunas akar sehingga tumbuhnya berumpun. Daunnya berbentuk
sirip seperti daun kelapa. Perbungaan tereltak di ujung batang. Berbunga hanya
sekali dalam hidupnya setelah berbunga pohon sagu akan mati. Buahnya bersisik,
berwarna coklat kekuningan.
Hasil utama pohon ini adalah pati sagu yang dapat dipanen
setelah berusia dua belas tahun. Dari setiap batang pohon menghasilkan pati
sagu sebanyak 250 kg. Adakalanya juga lebih. Pati sagu diambil dari isi cacahan
batangnya. Patinya dibuat bubur atau bahan olahan berbagai penganan.
(2) Aren (Arengga Pinnata)
Di indonesia pohon aren atau enau cukup dikenal. Tumbuhan
ini menyukai daerah dekat aliran sungai, hutan terbuka, dataran rendah, dan
pegunungan pada ketinggian 1400 meter dari permukaan laut.
Pohon aren yang nama ilmiahnya Arengga Pinnata adalah
pohon serba guna. Dari tandan bunganya dihasilkan nira untuk membuat gula,
cuka, dan minuman. Buahnya yang dikenal dengan nama kolang-kaling dapat
dijadikan aneka makan dan pencampur minuman, ijuknya sebagai bahan baku
anyaman, dekorasi dan atap rumah tradisional. Daun muda digunakan untuk
pembungkus tembakau. Tulang anak daunnya untuk lidi sapu. Batangnya mengandung
sagu sebagai makanan sumber karbohidrat, dan makanan pokok daerah tertentu di
Indonesia.
Aren termasuk jenis palem yang tumbuh tunggal, berbatang
besar, dan berijuk banyak. Tinggi batangnya dapat mencapai 15 meter. Daunnya berbentuk
sirip. Perbungaannya berbentuk tandan, tumbuh pada ruas-ruas batang, dengan
rangkaian bunga yang menggantung. Buahnya lonjong berbiji tiga, dan kulit
buahnya mengandung oksalat penyebab gatal pada kulit.
Pohon aren tidak jelas asalnya, dijumpai di India, Cina,
dan kepulauan Guam. Di indonesia belum dibudidayakan secara intensif. Di beberapa
daerah di Jawa Barat orang yang menanam aren dengan memindahkan anak. Di hutan
penyebarannya dilakukan oleh musang yang memakan buah aren dan menyebarkan
bijinya. Pohon aren dapat diambil niranya setelah berumur 5 – 12 tahun. Hasil sagunya
didapat dari cacahan batang, sama proses pembuatannya dengan pohon sagu.***
Maksih atas informasinya sangat bermanfaat manisan kolang kaling
BalasHapussama2 gan,.. makasih sudah berkunjung..
HapusGreat information..thumbs up
BalasHapusterimakasih atas kunjungannya.
Hapus